Harga tembakau srintil (grade G) yang merupakan khas Temanggung, Jawa Tengah, pada akhir panen 2011 mencapai Rp425 ribu per kilogram.
Petani Dusun Lamuk, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Subakir di Temanggung, Senin, mengatakan harga tertinggi tembakau srintil yang banyak dihasilkan di daerah Lamuk mencapai Rp425 ribu per kilogram.
Ia mengatakan, tembakau srintil yang muncul tahun ini kebanyakan grade atau totol G, tidak bisa mencapai grade H.
"Kemarau tahun ini cukup panjang, namun karena pengaruh angin yang terlalu kencang kualitas tembakau srintil tidak bisa maksimal, rata-rata grade G," katanya.
Ia mengatakan, dari sekitar 400 hektare tanaman tembakau di Desa Legoksari, terdapat sekitar 300 keranjang tembakau, setiap keranjang rata-rata berisi 40 kilogram tembakau.
Subakir menuturkan, masa panen tembakau telah berakhir pada pertengahan Oktober ini, namun belum semua tembakau srintil terjual dan masih di tangan pedagang menunggu munculnya aroma khas srintil.
Menurut dia, produktivitas tanaman tembakau tahun ini sekitar tujuh kuintal per hektare, tidak bisa mencapai delapan kuintal per hektare karena pertumbuhannya kurang maksimal.
Ia mengatakan, harga terendah tembakau di Legoksari Rp60 ribu per kilogram, yakni tembakau totol A.
Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, Rumantyo, mengatakan tembakau srintil hanya muncul di daerah tertentu saja.
Ia mengatakan, Desa Tlilir dan Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, merupakan daerah penghasil tembakau srintil, namun jumlahnya terbatas.
Menurut dia, kebutuhan pabrik rokok terhadap tembakau srintil tidak banyak karena tembakau yang beraroma khas ini hanya berfungsi untuk memengaruhi aroma tembakau lain saat ditumpuk di gudang.
"Tembakau srintil mempunyai aroma khas tidak seperti tembakau biasa, yakni seperti aroma buah salak dan bentuknya menggumpal," katanya.
Secara umum, katanya, kualitas tembakau pada panen 2011 sangat bagus, bahkan harganya dua kali lipat dari panen 2010.
Sumber: Yahoo
0 komentar:
Posting Komentar