Sabtu, 22 Oktober 2011

Jalan Pengabdian Sang Guru

Seorang 'pengajar' telah benar-benar menjadi seorang 'guru' bila ia telah rela dan ikhlas membagikan seluruh hidupnya bagi kebaikan sesama. Seorang profesor di Texas mengajarkan perjuangan seorang guru, melawan dirinya sendiri, untuk tetap menjadi 'guru' bagi sesama.

William Kielhon terbaring lemah tak berdaya di ranjang besinya. Usianya bisa dibilang uzur, 79 tahun. Dia terkapar tak berdaya di rumah sakit akibat kanker usus besar, yang mungkin saja akan merenggut nyawanya. Bicaranya terbata-bata dan tiap menit terbatuk-batuk lemah, entah karena sakit kanker yang dirasakannya atau karena hidung rentanya yang tak lagi mampu menghirup oksigen dengan sempurna lagi.

Masa-masa kritis yang dialaminya bukanlah menjadi sesuatu yang dirasakannya sebagai halangan bagi dirinya untuk membaktikan dirinya kepada sesama. Bahkan ia mengibaratkannya sebagai sebuah tantangan dan jalan terbaik, untuk menyerahkan dirinya pada sesama. Ia seorang guru. Ia seorang pengajar. Maka ia akan melakukannya, hingga saat akhir hayat.

William tetap mengajar para muridnya dari ruang perawatan intensif (ICU) rumah sakit, tidak beranjak dari ranjang putihnya dirumah sakit.

Situs ABC News yang dikutip Huffingtonpost, Sabtu (7/5) menulis, William tidak ingin bolos satu haripun selama masa pengabdiannya selama 45 tahun ini. Seolah hal itu sebuah rekor, yang tidak ingin ia rusak.

Untuk mengatasi keterbatasan fisiknya, yang mengharuskan ia tidak bisa meninggalkan ranjang rumah sakit, ia mengandalkan peralatan teleconference agar bisa tetap bertatap muka pada para muridnya dari balik layar komputer.

Sumber: Suara Merdeka

0 komentar:

Posting Komentar