Rabu, 21 Maret 2012

Ini Penyebab Angin Kencang di Indonesia

Angin kencang menjadi masalah serius di sejumlah wilayah Indonesia. Di Kalimantan Selatan misalnya, angin puting beliung yang disertai gelombang pasang menerjang 86 desa di enam kabupaten. Akibatnya, puluhan rumah rusak, lima orang hilang, dan 3.000 orang pun menderita akibat terjangan angin.

Selain di Kalimantan Selatan, angin kencang juga diprediksi akan menerjang wilayah Jakarta. Setidaknya dalam tiga hari sejak kemarin, angin kencang masih akan terjadi, yang juga berpotensi disertai hujan deras disertai petir.

Kepala Sub Bidang Informasi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Harry Tirto Djatmiko, mengatakan angin kencang terjadi akibat badai tropis yang mengakibatkan tekanan rendah, atau adanya awan cumulonimbus.

"Awan cumulonimbus (awan hitam menjulang tinggi) dapat menimbulkan hujan lebat dan angin kencang. Biasanya sebelum terjadi hujan lebat didahului angin kencang. Angin kencang pada awan tersebut kecepatan dapat mencapai 35-50 Km per jam," kata Harry, 20 Maret 2012.

Di wilayah yang dilewati badai tropis, Harry menjelaskan, angin bisa mencapai 120 km per jam. Walau Indonesia tidak dilewati badai tropis, namun dampak angin kencang masih bisa terjadi.

Harry menjelaskan, angin kencang akibat dampak badai tropis dapat mencapai 70 Km per jam, terutama di daerah yang berdekatan dengan lintasan badai tropis. "Misalnya Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," ucapnya.

Saat ini, Harry menjelaskan, dampak angin sedikit mulai berkurang. Ini disebabkan, "badai tropis Lua yang berada di barat laut Australia sudah punah".

Sebelumnya, angin kencang disebabkan karena adanya komponen awan yang memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Jawa, Bali, hingga Laut Arafuru.

"Itu akibat adanya bibit badai di Teluk Carpentaria," kata Harry.

Kondisi ini berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang seperti yang terjadi kemarin. "Keadaan demikian terutama terjadi di daerah Katulistiwa dan selatan Katulistiwa Indonesia," ucapnya.

Hingga April di Jabodetabek

BMKG pun meminta masyarakat untuk mematuhi instruksi yang disampaikan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, yang memungkinkan untuk melarang aktivitas penyeberangan laut. Sebab, angin kencang menimbulkan gelombang tinggi, dan berbahaya bagi pelayaran.

Selain itu, Harry juga menyebut, peluang hujan disertai angin kencang diperkirakan masih berlangsung hingga April di wilayah Jabodetabek. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 35 sampai 40 kilometer per jam.

Untuk masyarakat Jakarta, BMKG meminta masyarakat tetap mewaspadai ancaman bahaya akibat angin kencang. "Jika berteduh sebaiknya di bawah bangunan permanen, jangan di bawah pohon," tutur Harry.

Keadaan ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Bogor, Tangerang, dan Bekasi. "Potensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat terjadi di seluruh wilayah Jabodetabek," ujar dia. 

Sumber: VivaNews

Sabtu, 10 Maret 2012

Studi: Obesitas Dipicu Bakteri Usus

Sebuah artikel dalam Journal of Proteome Research mengungkap temuan yang memberi peluang untuk memerangi epidemi obesitas.

Menurut ilmuwan, bakteri yang hidup di usus besar memainkan peran memicu obesitas dengan memperlambat proses pembakaran lemak cokelat.

Lemak coklat bertanggung jawab pada proses termoregulasi dalam tubuh. Lemak ini akan mengubah kalori menjadi panas dan bisa membakar lemak putih. Studi menemukan, lemak putih banyak terdapat pada pria dewasa yang kelebihan berat badan, sedangkan lemak cokelat banyak terdapat pada wanita berusia muda.

Seperti dilansir GeniusBeauty, tim ilmuwan dari Imperial College London dan Nestle Research Center di Lausanne melakukan serangkaian percobaan dengan tikus. Satu kelompok tikus memiliki mikroflora usus normal, kelompok lainnya tidak memiliki bakteri di usus besar. Hasilnya, lemak coklat pada tikus steril lebih aktif dan membakar kalori lebih cepat.

Isu gender juga memengaruhi berat badan. Tikus jantan dengan mikroflora normal memiliki berat badan yang cenderung lebih cepat naik daripada tikus betina.

Para peneliti percaya, bahwa bakteri usus berkontribusi pada fermentasi karbohidrat yang tak sempurna. Alih-alih tercerna dan menghilangkan karbohidrat, tubuh melakukan proses penimbunan. Ketika sejumlah bakteri tidak hadir, proses metabolisme terganggu dan pada akhirnya memengaruhi pembakaran kalori di jaringan lemak coklat dan hati.

Menurut peneliti, penemuan ini diharapkan mampu membantu terciptanya cara baru memerangi obesitas yang berkaitan dengan metabolisme lemak cokelat.

Sumber: VivaNews

Minggu, 04 Maret 2012

Olahraga Membuat Lebih Pintar

SEMUA orang paham bahwa olahraga meningkatkan tingkat kebugaran dengan membuat otot-otot lebih tahan terhadap kelelahan. Tapi tahukah anda bahwa dengan olahraga yang teratur akan membuat lebih pintar?

Penelitian sebelumnya telah menemukan, olahraga dapat memacu kelahiran mitokondria baru - struktur dalam sel yang memproduksi energi tubuh - pada otot. Proses ini akan meningkatkan daya tahan kebugaran sekaligus mengurangi risiko obesitas.

Namun sekarang, Tim dari University of South Carolina telah menemukan bahwa sesi treadmill biasa memberikan dorongan untuk pusat-pusat kekuatan sel di otak. Dengan begitu, kata pemimpin riset, Dr Mark Davis kekuatan sel ini akan membantu meningkatkan energi otak untuk bekerja lebih cepat dan lebih efisien.

"Sel akan berevolusi dengan cepat sehingga membuat otak lebih muda," kata Dr Davis kepada Scientific American. Untuk jangka pendek kata dia, olahraga yang teratur juga bisa mengurangi kelelahan mental dan mempertajam pemikiran.

Kesimpulan ini juga dikuatkan penelitian yang diterbitkan The Journal of Applied Physiology. Studi ini memperlakukan sekelompok tikus sebagai sampelnya. Setengah dari tikus yang diujicoba pada treadmill kecil selama setengah jam setiap sehari, sementara separuh tikus lainnya dibiarkan dikurung.

Setelah delapan minggu, tikus-tikus ini dilepas. Ditemukan bahwa tikus yang diujicoba pada treadmill bisa berjalan selama 126 menit, sedangkan tikus yang dikurung hanya mampu berjalan 74 menit.

Ini mengungkapkan bahwa tikus berjalan juga memiliki lonjakan dalam pembangunan mitokondria di otak, dengan berevolusi dengan cepat membentuk mitochrondria dan meningkatkan sinyal antara sel-sel otak.

Dr Davis mengatakan meskipun penelitian ini menggunakan hewan sebagai sampel, namun proses kerja otaknya sama dengan kerja otak manusia. Dia menambahkan bahwa joging 30 menit setara dengan ujicoba yang diperlakukan tikus pada treadmill kecil selama 30 menit pula.

Sumber: JPNN