Senin, 24 Maret 2014

Ilmuwan Berdebat Soal Makhluk Apa yang Pertama Kali Bernafas

Banyak peneliti meyakini sebelum adanya kehidupan yang mengandalkan fotosintesis, telah ada mahluk bersel satu yang hidup tanpa fotosintesis. Mereka mengandalkan pembakaran senyawa kimia.

Namun, di kalangan peneliti, masih terdapat perbedaaan soal siapa yang pertama kali memanfatkan oksigen untuk mendukung kehidupan. Sebagian peneliti yakin meningkatnya kadar oksigen di Bumi baru muncul pada 2,5 miliar tahun lalu. Peristiwa ini sering disebut Great Oxidation atau Oksidasi Besar.

Teori selama ini mengatakan peristiwa Oksidasi Besar ditandai dengan berkembangnya ganggang biru-hijau (cyanobacteria) yang mengevolusi fotosintesis dan mulai membuang oksigen. Cyanobacteria mengubah sinar matahari menjadi gula dan mengeluarkan oksigen sebagai limbah. Peneliti ini beranggapan cyanobacteria merupakan organisme pertama yang bernafas di Bumi.

Sementara banyak peneliti juga meyakini adanya organisme yang mengevolusi fotosintesis muncul pada 3 miliar tahun lalu.

Tapi, melansir Live Science Senin 24 Maret 2014, penelitian terbaru menunjukkan cyanobacteria muncul jauh sebelum adanya peristiwa lonjakan oksigen tersebut.

Hal ini dibuktikan oleh studi terbaru tim ahli geokimia Universitas Yale yang dipimpin Noah Planavsky. Tim ini menemukan adanya elemen yang mendukung fotosintesis pada batuan berusia 2,95 miliar tahun di Afrika Selatan .

Batuan pada Pangola Supergorup yang terletak di laut dangkal itu, kata Planavsky, ditemukan jejak kimia. Temuan itu menunjukkan cyanobacteria  menghasilkan oksigen pada permukaan air laut.

"Penelitian kami menunjukkan ada produksi cyanobacteria lokal di lautan," jelas dia.

Sementara studi berbeda oleh ilmuwan lain dengan objek batuan yang sama, menemukan isotop kromium guna memperkirakan tingkat oksigen atmosfer 3 miliar tahun lalu. Hasil studi ini menunjukkan tingkat oksigen atmosfer sekitar 100 ribu kali lebih tinggi dari reaksi kimia non biologis.

"Keduanya cukup melengkapi. Kami membuktikan independen kehadiran cyanobacteria. Kami melacak proses permukaan laut, dan mereka melacak proses di Bumi," ujar Planavsky.

Lonjakan Oksigen
Meski teknik pelacakan logam pada batuan itu dianggap masih perlu divalidasi, temuan dua studi itu memunculkan perdebatan baru, Lantas siapa pertama kali memunculkan lonjakan oksigen di Bumi ini?.

Mengenai hal ini muncul dua bukti. Pertama kadar oksigen melonjak dalam kurun 500 juta tahun saat cyanobacteria pertama kali evolusi fotosintesis an peristiwa Great Oxidation.

Sedangkan teori peneliti lain berpikir, Bumilah yang berperan meningkatkan kadar oksigen, mengikuti pertumbuhan benua. Teori ini berlandaskan pada erosi kerak Bumi dan perubahan alami gunung berapi, benua yang lebih besar berarti menghasilkan erupsi besar yang gilirannya memuntahkan gas ke atmosfer. Pergeseran geologi itu, bisa mendorong atmosfer Bumi terhadap oksigen dalam hal evolusi cyanobacteria.

"Apa yang benar-benar menarik dalam hal ini yakni peran relatif evolusi biologi melawan evolusi geologi, dalam sejarah Bumi. Itulah yang mendorong penelitian kami," ujar Planavsky.

Sumber: VivaNews

Rabu, 09 Januari 2013

UPTD Dikpora Kecamatan Karangsambung: Penataran Ebleg 7 sampai 9 Januari 2013

Dalam rangka melestarikan budaya daerah, UPTD Dikpora Kecamatan Karangsambung mengadakan penataran seni kuda lumping (ebleg) kebumenan bagi guru-guru se kecamatan Karangsambung. Selain itu, penataran dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penataran yang diadakan oleh Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen.
Penataran seni kuda lumping menjadi agenda tahunan Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen. Pasca penataran, ditindaklanjuti dengan lomba ebleg kebumenan tingkat kabupaten Kebumen. Tahun 2012 SD Negeri Kaligending menjadi wakil kecamatan Karangsambung untuk lomba ebleg kebumenan.
Video part 1
Video part 2
Video part 3

Rabu, 21 Maret 2012

Ini Penyebab Angin Kencang di Indonesia

Angin kencang menjadi masalah serius di sejumlah wilayah Indonesia. Di Kalimantan Selatan misalnya, angin puting beliung yang disertai gelombang pasang menerjang 86 desa di enam kabupaten. Akibatnya, puluhan rumah rusak, lima orang hilang, dan 3.000 orang pun menderita akibat terjangan angin.

Selain di Kalimantan Selatan, angin kencang juga diprediksi akan menerjang wilayah Jakarta. Setidaknya dalam tiga hari sejak kemarin, angin kencang masih akan terjadi, yang juga berpotensi disertai hujan deras disertai petir.

Kepala Sub Bidang Informasi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Harry Tirto Djatmiko, mengatakan angin kencang terjadi akibat badai tropis yang mengakibatkan tekanan rendah, atau adanya awan cumulonimbus.

"Awan cumulonimbus (awan hitam menjulang tinggi) dapat menimbulkan hujan lebat dan angin kencang. Biasanya sebelum terjadi hujan lebat didahului angin kencang. Angin kencang pada awan tersebut kecepatan dapat mencapai 35-50 Km per jam," kata Harry, 20 Maret 2012.

Di wilayah yang dilewati badai tropis, Harry menjelaskan, angin bisa mencapai 120 km per jam. Walau Indonesia tidak dilewati badai tropis, namun dampak angin kencang masih bisa terjadi.

Harry menjelaskan, angin kencang akibat dampak badai tropis dapat mencapai 70 Km per jam, terutama di daerah yang berdekatan dengan lintasan badai tropis. "Misalnya Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," ucapnya.

Saat ini, Harry menjelaskan, dampak angin sedikit mulai berkurang. Ini disebabkan, "badai tropis Lua yang berada di barat laut Australia sudah punah".

Sebelumnya, angin kencang disebabkan karena adanya komponen awan yang memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Jawa, Bali, hingga Laut Arafuru.

"Itu akibat adanya bibit badai di Teluk Carpentaria," kata Harry.

Kondisi ini berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang seperti yang terjadi kemarin. "Keadaan demikian terutama terjadi di daerah Katulistiwa dan selatan Katulistiwa Indonesia," ucapnya.

Hingga April di Jabodetabek

BMKG pun meminta masyarakat untuk mematuhi instruksi yang disampaikan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, yang memungkinkan untuk melarang aktivitas penyeberangan laut. Sebab, angin kencang menimbulkan gelombang tinggi, dan berbahaya bagi pelayaran.

Selain itu, Harry juga menyebut, peluang hujan disertai angin kencang diperkirakan masih berlangsung hingga April di wilayah Jabodetabek. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 35 sampai 40 kilometer per jam.

Untuk masyarakat Jakarta, BMKG meminta masyarakat tetap mewaspadai ancaman bahaya akibat angin kencang. "Jika berteduh sebaiknya di bawah bangunan permanen, jangan di bawah pohon," tutur Harry.

Keadaan ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di Bogor, Tangerang, dan Bekasi. "Potensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat terjadi di seluruh wilayah Jabodetabek," ujar dia. 

Sumber: VivaNews

Sabtu, 10 Maret 2012

Studi: Obesitas Dipicu Bakteri Usus

Sebuah artikel dalam Journal of Proteome Research mengungkap temuan yang memberi peluang untuk memerangi epidemi obesitas.

Menurut ilmuwan, bakteri yang hidup di usus besar memainkan peran memicu obesitas dengan memperlambat proses pembakaran lemak cokelat.

Lemak coklat bertanggung jawab pada proses termoregulasi dalam tubuh. Lemak ini akan mengubah kalori menjadi panas dan bisa membakar lemak putih. Studi menemukan, lemak putih banyak terdapat pada pria dewasa yang kelebihan berat badan, sedangkan lemak cokelat banyak terdapat pada wanita berusia muda.

Seperti dilansir GeniusBeauty, tim ilmuwan dari Imperial College London dan Nestle Research Center di Lausanne melakukan serangkaian percobaan dengan tikus. Satu kelompok tikus memiliki mikroflora usus normal, kelompok lainnya tidak memiliki bakteri di usus besar. Hasilnya, lemak coklat pada tikus steril lebih aktif dan membakar kalori lebih cepat.

Isu gender juga memengaruhi berat badan. Tikus jantan dengan mikroflora normal memiliki berat badan yang cenderung lebih cepat naik daripada tikus betina.

Para peneliti percaya, bahwa bakteri usus berkontribusi pada fermentasi karbohidrat yang tak sempurna. Alih-alih tercerna dan menghilangkan karbohidrat, tubuh melakukan proses penimbunan. Ketika sejumlah bakteri tidak hadir, proses metabolisme terganggu dan pada akhirnya memengaruhi pembakaran kalori di jaringan lemak coklat dan hati.

Menurut peneliti, penemuan ini diharapkan mampu membantu terciptanya cara baru memerangi obesitas yang berkaitan dengan metabolisme lemak cokelat.

Sumber: VivaNews

Minggu, 04 Maret 2012

Olahraga Membuat Lebih Pintar

SEMUA orang paham bahwa olahraga meningkatkan tingkat kebugaran dengan membuat otot-otot lebih tahan terhadap kelelahan. Tapi tahukah anda bahwa dengan olahraga yang teratur akan membuat lebih pintar?

Penelitian sebelumnya telah menemukan, olahraga dapat memacu kelahiran mitokondria baru - struktur dalam sel yang memproduksi energi tubuh - pada otot. Proses ini akan meningkatkan daya tahan kebugaran sekaligus mengurangi risiko obesitas.

Namun sekarang, Tim dari University of South Carolina telah menemukan bahwa sesi treadmill biasa memberikan dorongan untuk pusat-pusat kekuatan sel di otak. Dengan begitu, kata pemimpin riset, Dr Mark Davis kekuatan sel ini akan membantu meningkatkan energi otak untuk bekerja lebih cepat dan lebih efisien.

"Sel akan berevolusi dengan cepat sehingga membuat otak lebih muda," kata Dr Davis kepada Scientific American. Untuk jangka pendek kata dia, olahraga yang teratur juga bisa mengurangi kelelahan mental dan mempertajam pemikiran.

Kesimpulan ini juga dikuatkan penelitian yang diterbitkan The Journal of Applied Physiology. Studi ini memperlakukan sekelompok tikus sebagai sampelnya. Setengah dari tikus yang diujicoba pada treadmill kecil selama setengah jam setiap sehari, sementara separuh tikus lainnya dibiarkan dikurung.

Setelah delapan minggu, tikus-tikus ini dilepas. Ditemukan bahwa tikus yang diujicoba pada treadmill bisa berjalan selama 126 menit, sedangkan tikus yang dikurung hanya mampu berjalan 74 menit.

Ini mengungkapkan bahwa tikus berjalan juga memiliki lonjakan dalam pembangunan mitokondria di otak, dengan berevolusi dengan cepat membentuk mitochrondria dan meningkatkan sinyal antara sel-sel otak.

Dr Davis mengatakan meskipun penelitian ini menggunakan hewan sebagai sampel, namun proses kerja otaknya sama dengan kerja otak manusia. Dia menambahkan bahwa joging 30 menit setara dengan ujicoba yang diperlakukan tikus pada treadmill kecil selama 30 menit pula.

Sumber: JPNN

Rabu, 29 Februari 2012

Makin Sukses, Makin Suka Bohong & Curang

Makin tinggi status ekonomi seseorang, makin tinggi sifat antisosial dan perilaku tak etis yang dimiliki. Studi terbaru menemukan kalangan masyarakat menengah atas paling mungkin berbohong, menipu dan bahkan melanggar hukum daripada mereka yang berlatar belakang kurang beruntung.

Sebaliknya, anggota masyarakat dari kalangan bawah lebih mungkin menampilkan atribut sebagai manusia yang baik.

Psikolog di University of California di Berkeley, yang melakukan penelitian menyatakan bahwa temuan ini dapat membantu menjelaskan asal-usul krisis dalam masyarakat dan ekonomi.

Selama studi yang dipimpin Dr Paul Piff, tim meminta beberapa kelompok orang dari latar belakang sosial berbeda untuk melakukan serangkaian tugas yang dirancang khusus mengidentifikasi ciri-ciri kejujuran dan orang lain.

Setiap orang ditanyakan mengenai kekayaan, sekolah, latar belakang sosial, keyakinan agama dan sikap terhadap uang dan menempatkannya dalam berbagai tingkatan. Peserta juga diminta berpura-pura sebagai pengusaha yang mewawancarai untuk menilai apakah mereka berbohong dan curang dalam negosiasi gaji.

Ada pula game online yang meminta agar peserta melaporka skor sendiri untuk memperoleh sejumlah uang tunai. Dan tak ada pemeriksa untuk mengecek kebenarannya.

Selain itu, peneliti juga mengamati para pengendara mobil di jalan San Fransisco. Pengendara taksi dinilai berdasarkan apa yang mereka kendarai dan berapa usia mereka. Para pengemudi yang berasal dari kalangan atas ternyata lebih sering memotong pengemudi lain dan kecil kemungkinannya berhenti untuk para pejalan kaki.

Studi yang terbit dalam jurnal Proceeding National Academy of Sciences, menyimpulkan bahwa mereka dari latar belakang yang lebih kaya atau berkuasa lebih culas, rakus, dan lebih mungkin berbohong dalam bernegosiasi. Mereka juga lebih mungkin untuk menipu orang lain.

"Kelas sosial yang lebih tinggi baik karena kelahiran maupun pencapaian memiliki hubungan sebab akibat dengan keputusan etis dan perilaku," ungkap Dr Piff seperti dikutip Independent.

Mereka yang berasal dari kalangan atas juga lebih egois ketimbang mereka yang berasal dari kelas sosial lebih rendah. Kalangan sosial tinggi juga tidak peka dan sulit mengidentifikasi emosi orang lain. "Di satu sisi, individu kelas bawah hidup dengan lebih sedikit sumber daya, ancaman lebih besar dan lebih banyak ketidakpastian."

"Tapi, kalangan atas lebih mungkin bersikap tidak etis karena pemilikan sumber daya yang lebih besar, kebebasan, dan kemandirian daripada mereka yang tidak memiliki sumber daya," ucapnya.

Menurut Piff, alasan ini pula yang bisa dijadikan alasan penyebab keruntuhan ekonomi karena adanya tindakan tidak etis para penguasa yang berkutat di dalamnya.

Sumber: VivaNews

NASA: Asteroid Ancam Tabrak Bumi pada 2040

Belum lagi pasti, apakah Bumi akan selamat dari asteroid Apophis, yang menurut para ilmuwan Rusia bakal menabrak Bumi pada 13 April 2036, ancaman baru muncul.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengidentifikasi sebuah batu angkasa yang memiliki peluang untuk menyenggol Bumi. Besarnya 460 kaki atau 140 meter. Identifikasi NASA menyebut, asteroid yang dinamai 2011 AG5 berpeluang menabrak Bumi pada 5 Februari 2040.

Seperti dimuat Daily Mail, 28 Februari 2012, keberadaan asteroid ini bahkan menjadi perhatian tim aksi objek dekat Bumi bentukan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yang mulai membahas bagaimana cara untuk mengalihkan orbit batu raksasa ini agar tak menyenggol Bumi. Agar tak membahayakan umat manusia.

Berdasarkan perhitungan NASA yang disampaikan Donald Yeomans, Kepala Program Observasi Obyek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, peluang asteroid itu bersenggolan dengan Bumi adalah 1:625, prediksi yang bisa terus berubah, seiring pergerakannya yang terus berubah. "Untungnya, obyek ini akan bisa diamati dari tanah dalam interval 2013-2016," kata dia.

Meski tak akan menyebabkan kiamat dan memusnahkan umat manusia, skrenario terburuknya, jika benda langit itu menabrak sebuah kota, niscaya jutaan nyawa akan melayang.

Sebagai perbandingan, asteroid yang menjadi pemicu musnahnya spesies Dinosaurus 65 juta tahun lalu, sembilan mil lebih lebar dari ukuran 2011 AG5.

Sejauh ini, para ilmuwan masih meraba-raba, mencari tahu sifat pergerakan asteroid itu. Para ahli baru bisa memperkirakan ukurannya, mereka baru bisa mengamati setengah orbitnya.

Baru antara tahun 2013 dan 2016, para astronom akan bisa memonitor 2011 AG5 dari tanah, yang jadi modal untuk membuat penilaian yang lebih rinci.

Pada 2023, asteroid ini akan "lolos dari lubang kunci" ke Bumi -- di area yang melewati orbit, sebelum ia akhirnya menabrak Bumi.

Menurut Laboratorium Jet Propulsion NASA, momentum akan berada dalam 0.02 unit astronomi dari planet kita, atau sekitar 1,86 juta mil.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari petaka?

NASA mengatakan, di antara opsi penyelamatan Bumi adalah dengan mengirimkan pesawat ke asteroid tersebut yang bisa memberi efek grafitasi, untuk mengarahkan 2011 AG5 menjauh dari bumi, selama jutaan tahun cahaya.

Opsi lain, adalah dengan mengirim satelit dan menabrakkannya ke asteroid tersebut.

Penggunaan senjata nuklir juga didiskusikan. Namun, dikhawatirkan, alih-alih menyelesaikan masalah, nuklir justru menciptakan hujan batu yang mengarah ke Bumi.

Sementara, seperti dimuat SPACE.com, asteroid ini ditemukan pada Januari 2011 oleh observatorium Mount Lemmon Survey di Tucson, Arizona.

"2011 AG5 adalah obyek yang saat ini memiliki kesempatan tertinggi menabrak Bumi, di 2040. Namun, kita hanya mengamatinya selama sekitar setengah orbit, sehingga presisi perhitungan ini masih tidak terlalu tinggi," kata Detlef Koschny dari Divisi Tata Surya Badan Angkasa Eropa (European Space Agency), Belanda.

Sumber: VivaNews