Minggu, 23 Oktober 2011

Mensos: Masalah Sosial Di Indonesia Lebih Kompleks

Sejumlah menteri sosial dan budaya dari negara ASEAN bergandengan tangan saat sesi foto bersama pada pembukaan sidang pertemuan para menteri ASEAN Socio-Cultural Community Council (ASCC) atau Dewan Komunitas Sosial Budaya ASEAN, di Gumaya Tower Hotel Semarang, Jateng, Senin (10/10). Pertemuan tersebut dipastikan tidak akan membahas mengenai perlindungan dan promosi hak-hak pekerja migran karena belum ada kesepakatan antara negara pengirim buruh migran (Indonesia, Filipina, Thailand, dan Myanmar) dengan negara penerima buruh migran (Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam). ( ant )

Semarang ( Berita ) : Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan permasalahan sosial di Indonesia lebih kompleks dibandingkan negara ASEAN lainnya karena jumlah populasi yang besar dan wilayah yang luas.

“Di Indonesia lebih banyak penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yaitu sampai 22 kelompok, ini memang cukup kompleks kalau di negara-negara ASEAN karena memang populasi kita yang besar mencapai 240 juta jiwa,” kata Mensos usai pembukaan ASEAN Social Cultural Community (ASCC) Council Meeting di Semarang, Senin [10/10].

ASCC Council Meeting dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono, dalam acara tingkat menteri itu juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

ASCC delegasi council dihadiri sejumlah menteri negara ASEAN yaitu Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Menteri Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Brunei Darussalam.

Juga dihadiri sekretaris departemen sosial dan Kesejahteraan Rakyat Philipina serta Menteri Senior delegasi untuk pembangunan Kamboja.

Menurut Mensos, negara-negara ASEAN lainnya juga memiliki permasalahan sosial tapi karena jumlah populasi yang lebih kecil dibandingkan Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa sehingga permasalahan sosial di Indonesia lebih kompleks.

“Dibandingkan negara ASEAN lain mungkin Singapura sudah cukup bagus karena jumlah populasinya tidak sebesar kita,” tambahnya.

Lebih lanjut, dikatakan Mensos, ke depan bagaimana persoalan-persoalan terkait budaya dan permasalahan sosial harus dihadapi bersama sebab jika tidak diperbaiki akan berdampak buruk juga pada komunitas ASEAN itu sendiri.

ASCC adalah delegasi tingkat menteri yang membahas tentang permasalahan sosial dan budaya dalam rangka mencapai Komunitas ASEAN 2015 diselenggarakan selama dua hari sejak Senin hingga Selasa 10-11 Oktober 2011 di Semarang.

Berbagai hal dibahas dalam ASCC Council Meeting seperti tidak ada infeksi baru lagi, masalah penyandang cacat, HIV dan AIDS dan hasilnya nanti akan dibawa dalam pertemuan puncak ASEAN di Bali.

Perjuangkan Aksesibilitas Penyandang Cacat

Menteri Sosial Salim Segaf AL Jufri mengatakan, ASEAN Social Cultural Community (ASCC) akan memperjuangkan aksesibilitas penyandang cacat hingga menjadi satu aturan yang diratifikasi dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN di Bali November mendatang.

“Yang akan diangkat di KTT di Bali salah satunya standarisasi yang jelas untuk penyandang cacat sebab banyak hak-hak mereka yang belum terwujudkan seperti aksesibilitas pusat pertokoan, gedung publik hak-hak mereka belum terealisasi dengan bagus ini yang perlu diwujudkan,” kata Menteri Sosial (Mensos) di Semarang, Senin.

ASCC adalah delegasi tingkat menteri yang membahas tentang permasalahan sosial dan budaya dalam rangka mencapai Komunitas ASEAN 2015 diselenggarakan selama dua hari sejak Senin hingga Selasa 10-11 Oktober 2011 di Semarang.

Berbagai hal dibahas dalam ASCC Council Meeting seperti tidak ada infeksi baru lagi, masalah penyandang cacat, HIV dan AIDS dan hasilnya nanti akan dibawa dalam pertemuan puncak ASEAN di Bali.

ASCC delegasi council dihadiri lima menteri negara ASEAN yaitu Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Menteri Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Brunei Darussalam.

Juga dihadiri sekretaris departemen sosial dan Kesra Philipina, Menteri Senior delegasi untuk pembangunan Kamboja serta Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI Agung Laksono.

Selain itu juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyatakan, ke depan diinginkan ada standar yang sama di komunitas ASEAN sehingga kemanapun penyandang cacat ke negara ASEAN mereka mendapat aksesibilitas seperti transportasi, di gedung publik bahkan di tempat ibadah.

“Selama ini aksesibilitas itu tidak terwujud, yang kita inginkan aksesibilitas bisa diwujudkan terutama di negeri kita sendiri. Mudah-mudahan di ASEAN Summit nanti bisa diwujudkan,” tambah Salim.

Bahas 18 Permasalahan

“ASEAN Sosial Cultural Community (ASCC) Council Meeting” membahas 18 permasalahan sosial dan budaya yang hasilnya akan dibawa dalam pertemuan tingkat tinggi KTT ASEAN di Bali pada November 2011.

“Indonesia sebagai ketua ASEAN kali ini, akan menghimpun permasalahan-permasalahan dari seluruh negara anggota. Ada 18 permasalahan yang dibahas dalam ASCC,” kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono di Semarang, Senin.

Menko Kesra membuka ASCC Council Meeting yang dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia bersatu II dan sejumlah menteri negara ASEAN.

Menko Kesra menjelaskan, sejumlah permasalahan yang akan dibahas dan dibawa ke KTT ASEAN di antaranya peresmian AHA center yaitu pusat penanggulangan bencana di Asia yang pusatnya di Jakarta.

“Mereka percaya kita gurunya sehingga pusatnya AHA Center berada di Jakarta,” kata Agung Laksono.

Selain itu juga terkait deklarasi penanggulangan HIV AIDS bahwa negara-negara ASEAN sepakat untuk zero infeksi. Deklarasi penanganan penyandang cacat, serta posisi negara ASEAN pada konferensi perubahan iklim di Durban Afrika Selatan pada 2012.

“Juga target kita berdirinya forum menteri-menteri pemberdayaan perempuan di ASEAN. Kemudian program pasca sarjana program studi ASEAN di lima universitas terbuka di lima negara ASEAN,” tambah dia.

Hasil dari ASCC Council Meeting, kata Agung Laksono akan dibawa ke pertemuan tingkat tinggi KTT ASEAS di Bali, dalam pertemuan puncak para presiden pada November mendatang.

Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ke enam ASCC yang mengambil tempat di Semarang. Pertemuan tersebut berlangsung selama dua hari sejak 10-11 Oktober 2011. Sebelumnya telah diselenggarakan pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 7-8 Oktober 2011 “Senior Officials Commitee for ASCC (SOCA) Meeting”.

Sumber: Berita Sore

0 komentar:

Posting Komentar