Minggu, 23 Oktober 2011

Pagelaran 'Beta Cinta Indonesia' Digelar

Pagelaran kali ini menandai empat dekade Guruh berkarya di dunia seni.

Setelah melakukan persiapan kurang lebih tiga bulan, malam ini Pagelaran Guruh Soekarno Putra bertema 'Beta Cinta Indonesia' digelar.

Dimulai dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan kata sambutan dari Guruh, pagelaran ini dilanjutkan dengan aksi dua anak kecil, yang menyanyi sambil berjuang melawan badai, untuk mempertahankan bendera Indonesia agar tetap berkibar.

Setelah itu dilanjutkan dengan tarian-tarian khas Indonesia selama 20 menit diiringi lagu 'Jangger'. Once adalah musisi pertama yang tampil membawakan lagu 'Semara Dahana Penyanyi' dan kemudian Tompi membawakan lagu 'Nostalgia' dan 'Perikemanusiaan'.

Tak hanya Once dan Tompi, dalam pagelaran ini juga menampilkan sejumlah artis dan seniman papan atas Indonesia, seperti Vina Panduwinata, Be 3, Netta, Vidi Aldiano, Butet Kartaredjasa, Yati Pesek, Tike, dan Asri Welas serta Penari Kinarya GSP yang mencapai 150 orang.

Pemilihan musisi-musisi yang tampil dalam pagelaran Guruh kali ini memberikan alasan tersendiri. Vidi Aldiano yang membawakan beberapa lagu Guruh dengan tampilan masa kini, Once dan Tompi yang tampil dengan karakter mereka sendiri mampu membawakan karya Guruh dengan baik. Netta pun berhasil membawakan lagu 'Putih Melati' yang membuat seluruh penonton berdecak kagum.

Belasan Lagu karya Guruh mulai1976-1989, akan dibawakan musisi-musisi Indonesia ini, seperti Vidi Aldiano yang tampil dengan konsep anak muda masa kini. Dia membawakan karya Guruh seperti 'Zamrud Katulistiwa', 'Kenang-Kenangan', 'Jalan-Jalan Sore'. Netta pun berhasil membuat para penonton berdecak kagum saat membawakan lagu 'Melati Suci' didukung dengan properti dan proyeksi yang menambah makna lagu ini.

Vina Panduwinata memberikan semangat cinta Tanah Air kepada penonton pagelaran dengan mengajak bernyanyi membawakan lagu 'Cinta Indonesia', 'Beta Cinta Indonesia', 'Gilang Gumilang' dan 'Aji Mumpung' yang liriknya sarat akan makna berupa sindiran terhadap pemerintah yang melakukan korupsi. Di sini ratusan lembar uang kertas buatan dibagikan kepada penonton yang sengaja dilakukan untuk menambah makna dari lagu tersebut.

B3 pun tampil membawakan lagu 'Januari Kelabu' dan satu karya terbaru Guruh yang sengaja diciptakan untuk pagelaran ini berjudul 'Putih'. Sementara itu, penampilan Butet Kartaredjasa, Yati Pesek, Tike, dan Asri Welas berdialog membahas beberapa hal yang terjadi di Indonesia seperti korupsi, batik, seniman, dengan candaan sekaligus sindiran yang mengandung banyak makna untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air bagi generasi muda Bangsa.

Pagelaran ini berlangsung selama 120 menit dengan konsep panggung mulai dari latar yang menggunakan LED, properti, kostum, lighting, dan musik benar-benar memberikan nilai yang istimewa untuk pagelaran ini. Pagelaran ini disutradarai langsung oleh Guruh Soekarno Putra, dan diproduseri oleh Yessi Haryanda, serta dibantu oleh Penata Musik dari Erwin Gutawa dan Penata Artistik dari Alex Hassim.

"Saya merasa senang bisa melihat apresiasi dan ekspresi dari penonton, dan ini yang membuat saya malam ini gembira. Panutan bagi hidup saya, seluruh warga Indonesia harus dibentuk menjadi nasionalis, "ujar Guruh saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Setelah lama hilang dari hingar binar panggung seni, pagelaran kali ini menandai empat dekade Guruh berkarya di dunia seni. Karyanya meraih berbagai prestasi internasional, yakni lagu Kembalikan Baliku, yang menyabet "Kawakami Award" dan "Audience Selections Award" pada "World Popular Song Festival 1987" di Tokyo, Jepang.

Selain itu, karya lainnya yang berhasil memberikan kesan kepada masyarakat seperti Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra 1 pada 1979, Untukmu Indonesiaku (1980), Cinta Indonesia (1984), dan Gilang Indonesia Gemilang (1986).

Berbagai pagelaran kolosal juga berhasil dipentaskan, yakni Gempita Swara Mahardhika (1987), JakJakJakJak Jakarta di ulang tahun Jakarta ke-462, Legong Surapati (1998), Konser 100 Tahun Bung Karno (2001), Sri Panggung (2002), Lelaki Super (2003), Mahadaya Cinta (2005), dan terakhir pada tahun ini akan dipentaskan 'Beta Cinta Indonesia'.

"Banyak keharuan yang terjadi malam ini, terutama lagu 'perikemanusiaan' yang dibawakan Tompi untuk almarhum ayah saya," ujarnya.

Pagelaran ini memang sarat akan nilai rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia, penonton akan banyak mendapat kejutan dalam pagelaran yang berlangsung 120 menit itu.

Pergelaran 'Beta Cinta Indonesia' diselenggarakan mulai 21 hingga 23 Oktober 2011 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Untuk tiket dibanderol nulai dari Rp350 ribu hingga Rp1,5 juta. Setiap harinya, pertunjukan digelar dua kali, pukul 16.00 dan 20.00 WIB.

Sumber: Vivanews

0 komentar:

Posting Komentar