Senin, 26 Desember 2011

Gorbachev Minta Putin Tak Calonkan Diri Lagi

Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev meminta Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, tak mencalonkan diri lagi tahun depan. Pasalnya, Putin sudah lama memegang posisi politik tertinggi di Rusia, tepatnya tiga periode.

"Aku menyarankan agar Putin berhenti sekarang. Ia telah menjabat tiga periode; dua periode sebagai presiden dan satu periode sebagai perdana menteri, itu sudah cukup," kata Gorbachev pada radio Moscow Echo, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk

Politikus berusia 80 tahun ini juga melontarkan kritik penyelenggaraan pemilu pada 4 Desember lalu. Dari hasil pemilu tersebut, partai Vladimir Putin berhasil meraih kemenangan 140 persen suara. Menurut Gorbachev, hasil tersebut harus dibatalkan dan diadakan pemilu lagi, karena penuh pemalsuan dan kecurangan.

"Hasilnya tidak merefleksikan keinginan dari masyarakat Rusia. Aku pikir mereka (para pemimpin Rusia) hanya dapat mengambil satu keputusan, menganulir hasil pemilu dan melakukan pemilihan ulang," ujar Gorbachev.

Ia sempat mempertimbangkan untuk ikut serta dalam demonstrasi besar-besar menuntut kemunduran Putin, di pusat kota Moskow hari ini, yang dihadiri puluhan ribu orang. Namun, Gorbachev tak dapat bergabung dan hanya menyampaikan salam pada para demonstran.

Sebelumnya, untuk menenangkan para demontran, Presiden Dmitry Medvedev pekan ini mengumumkan akan melakukan langkah-langkah reformasi. Antara lain melakukan pemilihan gubernur daerah. Tetapi masyarakat lebih menginginkan diulangnya pemilihan umum legislatif.

Sejak Sabtu, 24 Desember 2011 kemarin, puluhan ribu demonstran mengibarkan bendera dan berteriak-teriak menuntut pemilihan umum ulang dan sekaligus mengakhiri kekuasaan Vladimir Putin. Kondisi ini meningkatkan tekanan terhadap pemimpin Rusia itu, saat dia mencoba untuk memenangkan kembali kursi presiden.

Para pendemo meneriakkan, "Rusia tanpa Putin" dan "Pemilu baru, pemilu baru", menuntut diakhirinya kekuasaan Putin selama 12 tahun. Ini merupakan demonstrasi oposisi terbesar kedua dalam dua minggu di pusat kota Moskow. 

umber: VivaNews

0 komentar:

Posting Komentar