Puluhan ton air beradiasi berhasil menembus tembok penampung di instalasi reaktor nuklir Fukushima, Jepang, dan mengalir ke perairan yang terhubung dengan Samudera Pasifik. Sebuah retakan pada tembok diduga yang mengalirkan air tersebut ke luar dari instalasi.
Menurut perusahaan Tokyo Electric Power (Tepco) dilansir dari The Guardian, Senin 5 Desember 2011, air beradiasi yang bocor berbobot sekitar 45 ton. Air ini ditampung di bangunan beton yang berfungsi untuk membersihkan radiasi yang terkandung di dalam air. Selanjutnya, air ini nantinya akan digunakan untuk mendinginkan reaktor di tiga unit yang masih rusak.
Mengatasi bocoran lebih parah, petugas Tepco menumpuk kantung pasir di sekitar tembok penampungan. Namun, disinyalir air bocoran telah mencapai Samudera Pasifik yang jaraknya hanya sekitar 600 meter dari lokasi.
Menurut para ahli, air yang bocor mengandung bahan radiasi strontium-90 berkadar tinggi, yang jika tertelan dapat mengakibatkan kanker tulang. Menurut kantor berita NHK, air tersebut mengandung 130.000 becquerel per kubik sentimeter strontium yang dapat bertahan hingga 29 tahun.
Sebelumnya kemarin, pekerjaan dihentikan setelah ditemukannya genangan air mengandung radiasi gamma sebesar 1,8 millisieverts per jamnya. Kebocoran air radiasi menuju laut ini membenarkan temuan Institute Perlindungan Radiologi dan Keamanan Nuklir Prancis Oktober lalu yang mengatakan reaktor Fukushima menyumbang polusi radioaktif yang sangat besar ke laut.
Sementara itu, proses pengendalian radiasi masih terus dilakukan reaktor Fukushima. Sebelumnya, beberapa reaktor di instalasi ini rusak setelah diguncang gempa dan diterpa tsunami. Ratusan ribu orang dalam radius 30 km dari lokasi terpaksa diungsikan saat radiasi meninggi.
Sumber: VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar