Selasa, 20 Desember 2011

Akar Masalah Papua, Saling Tidak Percaya

Kekerasan demi kekerasan terjadi di tanah Papua. Yang terakhir, helikopter jenis MI Heavy Lift ini mengangkut 25 karyawan PT Freeport Indonesia ditembak oleh orang tidak dikenal.

Terkait kekerasan yang terus terjadi, Koordinator Jaringan Papua Damai, Neles Tebay mencoba menggaris bawahi akar konflik di Papua. Menurutnya, rasa ketidakpercayaan antara pemerintah pusat dan orang asli Papua menjadi salah satu kata kunci dalam memandang persoalan Papua tersebut.

"Kami di Papua butuh banyak pertemuan, yang (seharusnya) dihadiri oleh pemerintah, orang Papua maupun pendatang untuk membangun rasa saling percaya," kata Neles dalam diskusi 'Papua Kita: Saling Kenal, Saling Percaya', di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa 20 Desember 2011.

Neles menganalogikan, kebersamaan Indonesia-Papua dengan kebersamaan yang terbangun saat tim sepakbola asal Papua, Persipura memenangkan pertandingan atau kejuaraan sepakbola tingkat nasional. Saat itu, semua masyarakat Papua turun untuk merayakan kebahagiaan bersama.

"Kami punya Persipura. Ketika mereka juara semua orang merayakan. Tidak peduli kulit hitam, atau putih, rambut melingkar atau lurus, semua berbagi kebahagiaan," ujarnya.

Sementara, pembicara lain, Direktur Eksekutif The Ridep Institute, Amirudin al Rahab menyatakan selain dialog, pemerintah saat ini perlu menghilangkan stigma buruk warga Papua. Khususnya mereka yang dengan berani menyampaikan protes atas ketidakpuasan terhadap kondisi Papua.

"Hilangkan prasangka-prasangka buruk terhadap mereka. Jangan setiap tindakan mereka dianggap gerakan separatis," terangnya.

Amiruddin menambahkan pada saat ini, tantangan Indonesia bukanlah mengindonesiakan Papua tetapi mempapuakan Indonesia. "Jika mengindonesiakan Papua hasilnya adalah konflik, maka sekarang perlu dirumuskan bagaimana pemerintah mempapuakan Indonesia," ucapnya.

Sumber: VivaNews

0 komentar:

Posting Komentar