New York--Euro menguat atas dollar AS untuk hari kedua setelah Perdana Menteri Yunani George Papandreou memberi sinyal bahwa ia tidak akan melakukan referendum atas rencana dana talangan. Ia khawatir pemilih akan menolak rencana tersebut dan membawa Yunani ke kondisi gagal bayar.
Mata uang yang diadopsi 17 negara anggota Uni Eropa pun menguat terhadap yen Jepang untuk pertama kalinya selama tiga hari terakhir. Padahal sebelumnya, euro sempat mencapai posisi terendah dalam tiga minggu terhadap dollar AS, juga turun terhadap yen Jepang. Ini terjadi setelah Bank Sentral Eropa memotong suku bunganya menjadi 1,25 persen, dan mengatakan wilayah itu sedang menuju resesi ringan. "Saya tidak melihat bahwa euro akan mempunyai jalan yang cukup menuju rally (kenaikan panjang) yang berkelanjutan. Tapi saya tidak terkejut bahwa euro menguat hari ini," ujar Richard Franulovich, selaku Senior Currency Strategist Westpac Banking Corp., di New York, Kamis (3/11/2011) waktu setempat.
Richard pun menyebutkan, tidak penting bagaimana Yunani bertindak, tapi risiko gagal bayar karena referendum telah hilang. Jadi, terang dia, itu merupakan hal yang baik bagi euro. Kondisi pada penutupan pasar pada Kamis, pukul 5 PM waktu New York, memperlihatkan euro menguat 0,6 persen ke posisi 1,3823 dollar AS. Setelah sebelumnya turun 0,7 persen. Bahkan, euro sempat jatuh ke posisi 1,3609 dollar AS pada 1 November kemarin. Sementara itu, euro pun menguat 0,6 persen ke posisi 107,90 yen. Sedangkan, yen sendiri hanya berubah sedikit terhadap dollar AS di 78,06 per dollar AS.
Sumber: KompasCom
0 komentar:
Posting Komentar