Bank Indonesia (BI) menilai wacana penggunaan mata uang tunggal atau single currency di antara negara anggota Associaton of South East Asian Nations (ASEAN) masih jauh panggang dari api. Alasannya, hingga kini persyaratan penerapan kebijakan tersebut belum dimiliki oleh negara ASEAN.
"Negara harus sama satu dengan lainnya," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi A Sarwono, saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa 8 November 2011.
Hartadi mengungkapkan syarat yang diperlukan oleh negara-negara ASEAN itu adalah kesamaan kesatuan dalam kebijakan dan juga regulasi.
Penerapan kebijakan mata uang tunggal ini, lanjutnya, harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. Pengalaman Uni Eropa yang telah menerapkan kebijakan ini, harus dapat menjadi bahan pembelajaran terlebih dahulu.
"Jerman, Prancis itu kan mirip sama. Tapi begitu ada permasalahan Yunani di mana kebijakannya berbeda, itu sulit," tuturnya.
BI menilai jika penerapan mata uang tunggal ASEAN ini hendak dipaksakan saat ini juga, hal itu justru akan berdampak negatif bagi negara-negara di kawasan tersebut.
"Bayangkan kita ada 5 negara besar ASEAN. Ada 5 lagi masih di bawah, bahkan capital market saja belum punya. Nah akan sulit kita," imbuhnya.
Sumber: VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar