Penyebab kenakalan remaja bergeser, dari faktor kepribadian menjadi faktor lingkungan sosial. Salah satu penyumbangnya adalah perkembangan teknologi informasi.
Guru dan orang tua yang dulu menjadi model bagi anak, kini bergeser ke teknologi informasi yang semakin murah, sehingga penggunanya makin luas, mulai dari masyarakat papan bawah hingga atas serta menjangkau anak-anak dan balita.
Hal ini disampaikan guru besar psikologi sosial dari Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, dalam Seminar Nasional Kesehatan Mental Anak yang diselenggarakan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sabtu (12/11/2011).
"Sumber informasi sekarang tidak terbatas dan beragam. Akibatnya pranata lama dari sesepuh, tokoh agama, orang tua, pemerintah, lembaga adat kehilangan pengaruhnya," kata Sarlito.
Setiap orang, lanjut Sarlito, lantas mencari acuan masing-masing. Kegalauan pun makin meluas, pada remaja hingga ke anak-anak dan dewasa. Terjadi situasi anomie atau tanpa norma. Untuk mengatasi anomie, menurut Sarlito, anak perlu dididik kritis dan bukan sekadar taat pada orang tua.
"Biarkan anak bertanya dan jawab sebaik mungkin. Dorong anak membuat keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri, dan jaga hubungan emosi yang positif antara anak dan orang tua, sehingga jika ada masalah anak akan datang ke orang tua, bukan ke pihak lain," kata Sarlito.
Sumber: KompasCom
0 komentar:
Posting Komentar