Masalah kendaraan transportasi di kota besar saat ini yakni gas emisi yang masih sangat besar. Selain itu, kendaraan yang hemat bahan bakar semakin menjadi kebutuhan masyarakat, mengingat bahan bakar menggunakan sumber daya fosil semakin terbatas.
Kini, LIPI dan Kemenristek telah menciptakan kendaraan yang mengakomodasi persoalan emisi. Tak hanya itu, mobil ini juga irit bahan bakar.
Kendaraan tersebut yakni Electric Bus. Konsep teknologi kendaraan ini menggunakan energi listrik sebagai sistem penggerak kendaraan.
Spesifikasi Electric Bus menggunakan motor type Brushless DC Motor, nominal voltage 320 VDC, kecepatan maksimal 5000 rpm, peak power 300 Nm, Battery Pack menggunakan Lithium (Life P04) dengan 320 VDC dan 24 amphere, performance 100 km/jam. Kendaraan ini beratnya sekitar 2 ton dengan panjang lebih dari 6 meter.
“Ini menjadi solusi dari sisi hemat energi dan nir-emisi,” jelas salah satu penemu teknologi ini, Abdul Hapid dalam LIPI Expo di Hotel Bidakarya, Jakarta Selatan, Selasa, 8 November 2011.
Kendaraan ini hanya dipicu dengan charge listrik sebesar 500 amphere dalam waktu 15 menit. “Hanya butuh 500 amphere bisa sampai 150 km sekali charge, saya sudah mencobanya di Bandung,” tutur Peneliti Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI ini.
Dari sisi kehematan, Hapid mengatakan bahwa kendaraan ini mampu menyimpan energi saat kendaraan melaju lambat ataupun turun. Sehingga, ini cocok untuk kondisi Jakarta yang sering macet. Energi yang disimpan dalam kondisi tersebut dapat mencapai 40 sampai 50 persen.
Kendaraan ini diklaim memiliki keunggulan mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen serta menurunkan biaya perawatan sampai 70 persen. Biaya infrastruktur stasiun pengisian energi sangat murah.
Dari sisi desain, kendaraan ini cukup futuristik dengan interior panel sound system lengkap dengan audio visual, serta full AC. Panel dashboard juga tidak kalah desain dengan mobil terkini. Kendaraan ini berkapasitas 15 penumpang dan direkomendasikan untuk angkutan massal.
Kendaraan hanya dibuat dalam waktu 4 bulan ini dengan menghabiskan dana Rp1.2 Milyar. Kendaraan sejenis ini di luar bisa mencapai US$150 sampai US$180. Sampai saat ini belum ada pihak swasta yang tertarik untuk mengaplikasikan kendaraan ini.
“Paling hanya PT. INKA saja yang sudah tanya-tanya,” sebutnya.
Sebelumnya produsen mobil luar negeri sempat mempertanyakan apakah Indonesia mampu membuat mobil dengan teknologi ramah lingkungan seperti ini. Kini ia bersama timnya mampu membuktikannya.
Sumber: VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar