Pemilihan pendahuluan bagi calon kandidat presiden dari Partai Republik di South Carolina berakhir Sabtu malam waktu setempat (21/1) dengan kemenangan bagi mantan Ketua DPR, Newt Gingrich.
Laporan dari hampir 95% TPS di negara bagian yang mayoritas dihuni oleh warga beraliran konservatif itu menunjukkan, Newt Gingrich meraih 40% suara, jauh mengalahkan saingan kuatnya – mantan gubernur Massachusetts – Mitt Romney.
Hasil ini sangat mengejutkan, tidak saja bagi Mitt Romney yang sempat mengira akan menang mudah dalam kompetisi di South Carolina, tetapi juga bagi media dan para analis politik. Bagaimana tidak? Tiga pemilihan pendahuluan yang diadakan di tiga negara bagian menghasilkan tiga pemenang berbeda.
Mantan senator dari Pennsylvania Rick Santorum menang dalam kaukus di Iowa pada tanggal 3 Januari. Sebelumnya ayah tujuh orang anak yang merupakan tokoh sosial konservatif ini sempat dikira kalah tipis dari Mitt Romney, yang sehari setelah kaukus itu sempat mengklaim kemenangan dengan selisih hanya delapan suara.
Namun dua hari sebelum pemilihan pendahuluan di South Carolina, Rick Santorum dipastikan memenangkan kaukus Iowa dengan selisih 34 suara.
Seakan membalas kekalahannya di Iowa, Mitt Romney menyapu pemilihan pendahuluan di New Hampshire. Pendiri “Bain Capital” – perusahaan raksasa yang berbisnis “jual-beli” perusahaan yang sudah megap-megap untuk mengubahnya menjadi lebih kompetitif (atau justru jatuh bankrut) ini – memperoleh 39,3% suara. Disusul anggota Kongres dari Texas Ron Paul dan mantan Dubes AS Untuk Cina Jon Huntsman.
Mitt Romney sempat sesuar akan memenangkan pemilihan pendahuluan di South Carolina. Keyakinannya untuk meraih nominasi calon presiden dari Partai Republik membuatnya bersikap tenang dalam sejumlah kampanye.
Bahkan ketika para pesaingnya mengecam soal keengannannya mengumumkan pendapatan dan laporan pajaknya – termasuk bisnisnya lewat “Bain Capital” – ayah enam orang anak masih bisa tenang dan tersenyum.
Tapi sesaat setelah hasil penghitungan sementara pemilihan pendahuluan di South Carolina keluar Sabtu malam, Mitt Romney pun berang. Dengan lantang ia mengkritik habis Newt Gingrich yang memperoleh suara terbanyak. Tak cukup puas, Mitt Romney pun mengecam Presiden Barack Obama.
Isu Perkawinan
Lalu apa yang membuat Newt Gingrich bisa meraih begitu banyak suara, padahal banyak pihak sempat meremehkannya? Semua masih tanda tanya. Ini karena (lagi-lagi) Newt Gingrich diprediksi bakal “habis” di South Carolina setelah muncul pengakuan mantan istrinya – Marianne.
Menurut Marianne, jelang berakhirnya pernikahan mereka selama 18 tahun, Newt Gingrich pernah memintanya untuk bersedia menerima “open marriage” agar bisa terus berhubungan dengan Callista Bisek – yang kini menjadi istri ketiganya.
Marianne menolaknya dan mereka pun bercerai. Pengakuan yang disiarkan lewat program “Nigtline” stasiun TV ABC itu muncul bersamaan dengan kampanye para kontestan di CNN. Tak pelak Newt Gingrich pun menjadi bulan-bulanan dalam kampanye itu. Mengingat posisi South Carolina yang mayoritas dihuni warga Republikan, karir Newt Gingrich pun diperkirakan akan berakhir disini. Tak dinyana ia justru unggul.
“Three states, three winners, what a great country”, demikian petikan pidato Rick Santorum setelah mengetahui kemenangan Newt Gingrich di South Carolina. Lalu apa dampaknya? Setidaknya ada dua hal yang tampak dari hal ini.
Pertama, bahwa ketiga pemenang memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk dinominasikan sebagai calon presiden dari Partai Republik, untuk menantang Presiden Barack Obama dalam pemilu presiden November nanti.
Kedua, tradisi bahwa siapa yang memenangkan pemilihan pendahuluan di South Carolina maka akan dinominasikan oleh Partai Republik, tampaknya tidak berlaku tahun 2012.
Kini semua perhatian dan daya upaya pun tertuju pada negara bagian Florida, yang akan menjadi penyelenggara pemilihan pendahuluan berikutnya pada tanggal 31 Januari 2012.
Sumber: VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar