Dua lembaga pemeringkat internasional telah menaikkan peringkat surat utang Indonesia setingkat lebih tinggi. Setelah Fitch Ratings memberikan peringkat BBB- dari sebelumnya BB+ pada 15 Desember 2011, kini giliran Moody's Investor Services mengangkat peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari Ba1 menjadi Baa3.
Kenaikan peringkat ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang masuk kategori layak investasi atau investment grade. Outlook atas kedua peringkat tersebut adalah stabil. Kabar baik itu juga meruyak dalam acara Indonesia's Infrastructure Outlook 2012 di Gedung BRI Jakarta, Kamis 19 Januari 2012. Para peneliti ekonomi yang hadir dalam acara itu percaya bahwa kategori layak investasi dan peringat surat utang itu segera memacu ekonomi nasional.
Faktor yang mendorong Moody's menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia adalah pertama, Moody's mengantisipasi kebijakan finansial akan sejalan dengan peringkat Baa. Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanannya terhadap guncangan eksternal.
Ketiga, adanya kebijakan mengatasi kerentanan finansial, sedangkan keempat, sistem perbankan yang sehat dan mampu menahan guncangan.
Investment grade adalah kategori suatu perusahaan atau negara yang dianggap memiliki kemampuan cukup untuk melunasi utangnya. Dalam investasi, pemeringkatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena menentukan suatu perusahaan atau negara bisa mendapatkan pendanaan saat menerbitkan obligasi.
Pemeringkatan ini juga akan mempengaruhi kupon atau imbal hasil yang harus dibayarkan kepada investor. Perubahan peringkat suatu negara bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah investasi.
Lalu, bagaimana dengan potensi investasi yang bakal masuk ke Indonesia?
Sejumlah pengamat menilai, pasca perolehan peringkat investasi, perekonomian Indonesia diprediksi makin cerah, meski beberapa kendala masih akan menghadang. Masuknya Indonesia pada peringkat investasi ini akan melecut perekonomian di dalam negeri.
Menurut peneliti ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam, pasca investment grade, investasi yang masuk ke dalam negeri diperkirakan lebih berkualitas.
Investasi yang masuk akan mencapai Rp298,4 triliun. Rinciannya, penanaman modal asing (PMA) Rp210,7 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp88,7 triliun. "Angka ini lebih tinggi dari target pemerintah sebesar Rp283,5 triliun, dengan sasaran PMA Rp206,8 triliun dan PMDN Rp76,7 triliun," kata Latif di sela Indonesia's Infrastructure Outlook 2012 yang digelar di Jakarta itu.
Bahkan, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkuat potensi investasi itu. Selama 2011, realisasi PMDN dan PMA selama 2011 mencapai Rp251,3 triliun. Angka itu tumbuh 4,7 persen dari target pemerintah sebesar Rp240 triliun.
Khusus selama kuartal IV-2011 --termasuk periode di mana Fitch sudah menaikkan peringkat Indonesia pada pertengahan Desember 2011--, realisasi investasi mencapai Rp70,2 triliun. Perolehan ini meningkat 19,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Kepala BKPM, Gita Wirjawan, menjelaskan, realisasi investasi dari dalam negeri pada kuartal IV-2011 itu sebesar Rp24 triliun, atau naik sebesar 9,1 persen. Sementara itu, investor asing membenamkan dana senilai Rp46,2 triliun, atau tumbuh 25,2 persen dari periode sama tahun lalu.
"Tahun lalu, kita mencatat pencapaian yang menggembirakan, di antaranya perbaikan rating Indonesia oleh Fitch Ratings yang menempatkan Indonesia pada posisi investment grade," kata Gita.
Potensi ekonomi domestik yang cukup baik itu, Latif melanjutkan, menjadi modal bagi Indonesia. Membaiknya ekonomi domestik ikut diperkuat populasi penduduk dan tumbuhnya kelas menengah. Selain itu, pendapatan per kapita penduduk Indonesia juga terus meningkat.
Memburu Global Bond dan Saham
Peringkat investasi sudah diraih. Dana asing juga bakal membanjiri Indonesia. Namun, instrumen investasi apa yang bakal diburu investor?
Setelah Moody's menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia, obligasi internasional atau global bond bertenor 30 tahun dengan imbal hasil (yield) rendah, kini banyak diburu.
"Investor global yang membeli bond tersebut adalah investor institusi yang berkualitas," ujar Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto.
Rahmat mengungkapkan, satu jam setelah pengumuman kenaikan peringkat surat utang Indonesia, yield obligasi Indonesia dengan tenor 30 tahun turun 5 basis points (bps) dari 5,35 persen menjadi 5,30 persen. Tak hanya itu, credit default swap (CDS) bertenor 5 tahun juga turun 10 bps.
Menurut Rahmat, investor yang membeli surat utang pemerintah adalah pemodal yang mampu melihat prospek fundamental ekonomi Indonesia yang cukup bagus dalam jangka panjang.
Di pasar saham, indeks harga saham gabungan (IHSG) pun melesat menembus level 4.000, sehari setelah pengumuman Moody's. Pada akhir perdagangan, Kamis 19 Januari 2012, IHSG ditutup menguat 22,94 poin (0,58 persen) ke level 4.001,07.
Saham-saham berbasis industri dasar paling banyak diincar pada perdagangan kemarin. Indeks saham di sektor tersebut juga memimpin penguatan bursa.
Dana asing mengalir deras dengan pemodal asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buying) sebesar Rp859,53 miliar.
Tren itu menunjukkan bahwa investasi saham dinilai masih akan menjadi sasaran pemodal. Investor domestik pun diimbau segera masuk ke pasar saham sebelum pemodal asing menyerbu pasar keuangan Tanah Air. Saat ini, investor asing masih dibayangi 'ketakutan' terhadap dampak krisis di Amerika Serikat dan Eropa.
"Kami perlu sampaikan ke investor lokal, sekarang saatnya masuk untuk investasi jangka panjang," kata Chief Economist and Director for Investor Relations Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat.
Hikmat mengatakan, derasnya arus modal asing karena kenaikan peringkat surat utang Indonesia itu, memang akan berimbas positif bagi pasar modal Indonesia. "Sebab ada negara yang hanya memperbolehkan investasi di negara yang sudah investment grade," ungkapnya.
Perbankan Diuntungkan
Tak hanya di pasar obligasi dan saham, ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menilai perolehan peringkat investasi juga akan mendorong penurunan suku bunga bank.
"Investment grade bagus untuk perbankan, karena akan makin banyak likuiditas mengalir dan suku bunga akan turun," kata Tony di acara seminar bertajuk 'Dampak Krisis Eropa terhadap Bisnis Perbankan', kemarin.
Menurut Tony, selain turunnya suku bunga, kenaikan peringkat surat utang RI menjadi investment grade akan berdampak pada masuknya aliran modal asing, baik jangka pendek maupun panjang. "Masuk ke surat berharga negara (SBN), jangka panjangnya ke investasi langsung (foreign direct investment/FDI)," kata dia.
Dalam kaitannya dengan sektor perbankan, Tony memperkirakan yield obligasi pemerintah Indonesia dipastikan akan menurun. Saat ini, yield obligasi pemerintah Indonesia dengan Italia sudah hampir sama, bahkan RI akan lebih baik.
Dengan penurunan yield surat utang negara itu, suku bunga perbankan diperkirakan tertekan turun. Pada saat itu, peran Bank Indonesia untuk memanfaatkan momentum guna mendorong penurunan suku bunga.
Sumber:
VivaNews